Aula Bapelkes,
Jalan yosudarso Palangka Raya 26 maret 2013, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
Daerah Kalimantan Tengah menyelengarakan Pelatihan Penulisan dan Pelaporan
investigasi peliputan lapangan yang diikuti oleh Sekitar 22 orang mahasiswa dan
anggota lembaga jaringan. Pembukaan acara dimulai pada pukul 09.00 WIB diawali
dengan sambutan oleh Arie Rompas selaku Direktur Eksekutif Daerah Walhi
Kalimantan Tengah, dalam sambutanya beliau mengatakan bahwa “Tujuan dari
kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas aktivis dalam penulisan dan laporan
terkait dengan penyelamatan lingkungan”, harapannya” peserta dapat menuliskan
pengalaman lapangannya dan berkontribusi pada advokasi penyelamatan lingkungan”,
imbuh beliau.
|
Sambutan sekaligus pembukaan oleh Arie Rompas (Direktur WALHI
KALTENG)
|
Setelah
selesainya sambutan dari Arie Rompas kegiatan pelatihan penulisan dilanjutkan
dengan penyampaian materi dari Heronika (Pimpinan redaksi Kalteng pos)
tentang Kode Etik jurnalistik. Pengantar Materi kode etik jurnalistik menurut
Bang Heronika semata-mata untuk mengenal dunia jurnalistik yang sangat mudah
dikerjakan semua orang dalam memperoleh imformasi. Pekerjaan ini tidak hanya
untuk wartawan saja namun bukan seorang wartawanpun boleh yang penting adalah
bagaimana menulis dengan kaidah-kaidah yang benar. Sebagai aturan dalam
jurnalistik diatur dalam UU No.40 tahun 1999 tentang pers, dimana pasal 4 ayat
1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara,
juga diatur dalam UUD 1945 pasal 28 F amandemen ke-IV “Setiap
orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia “. Kode etik
Jurnalistik adalah aturan tata susila
kewartawanan juga norma tertulis yang mengatur sikap, tingkah laku, dan tata krama
penertiban. Kode etik jurnalistik berupa tangung jawab, kebebesan, kebenaran,
tidak memihak, adil dan fair.
|
Penyampaian Materi “Kode Etik Jurnalistik” Oleh Bang Heronika Rahan
(Pimpinan Redaksi Kalteng Pos)
|
Bang
Heronika juga menjelaskan secara singkat sebagai pengantar tentang Investigasi
yaitu sebuah penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta melakukan
peninjuan, percobaan, dsb. Dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan
(tentang peristiwa, sifat atau khasiat suatu zat,dsb) penyidikan (nomina).
Setelah
istirahat makan dan sholat atau isoma kegiatan dilanjutkan dengan materi
membuat berita yang menarik (teknik wawancara, penulisan dan praktik) yang di
sampaikan oleh Bang Pahit S Narottama (Wapimred Kalteng Pos). Bang Pahit
mengegaskan kepada para peserta bahwa saat dilapangan untuk mencari imformasi
harus mengunakan nurani dan tidak menangalkan idealismenya. Bang Pahit juga
membedah tentang 5 W + 1 H, dimana rumus 5
+1H dikaitan dengan pelatihan yang sedang berlangsung, dimulai dengan What = Apa,......Where = Dimana, When =
Kapan-Tanggal, Why = Mengapa, Who = Siapa, Haw = Bagaimana. Dalam penulisan
juga harus membedakan antara fakta dan opini, fakta dapat ditemukan secara
langsung lewat pengamatan atau mendapatkannya dari narasumber dengan adanya komfirmasi
kepada pihak yang lain (cek dan Balance), sedangkan opini adalah sesuatu
imfomasi yang belum bisa dipertangung jawabkan. Maksud dari mengkomformasi
kepada pihak lain adalah suatu imformasi harus berimbang tidak boleh hanya
dimformasikan hanya secara sepihak. Jika ada narasumber mangkir dari hasil
kesaksiannya maka sang penerima imformasi harus membuktikanya lewat rekaman dan
lain-lain bahkan sang penerima imformasi bisa melaporkan yang mangkir tadi bisa
dilaporkan dengan modus memberikan keterangan palsu.
|
Penyampaian Materi “Membuat berita yang menarik (teknik
wawancara, penulisan dan praktik” Oleh Bang Pahit S Narottama (Wapimred
Kalteng Pos)
|
Saat ingin
melakukan investigasi maka penentuan topik itu sangat perlu bukan judulnya yang
didahulukan sedangkan judul akan mengalir setelah adanya imformasi yang
didapat. saat membuat judul itu harus ada asumsi yang mendasar dan dapat di
pertangung jawabkan. Proses penjudulan harus sesuai dengan kontens atau isi,
judul memang sangat diperlukan untuk menarik minat seseorang (publik) dalam hal
membaca satu tulisan yang kita buat.
Ada istilah
progxiniti atau pendekatan baik melalui geografis maupun kedekatan emosional
dalam penulisan berita yang menfokuskan berita tentang inisiatif lokal.
Dipenghujung penyampaian Bang Pahit menyebutkan bahwa pertemuan kita hari ini
bukan pertemuan yang pertama maupun yang terakhir dan ingin membuka ruang
diskusi bagi kawan-kawan peserta lewat email pahit s narottama @gmail.com.
Penutup pada
sesi pelatihan hari ini disampaikan oleh Bung Fandy Ahmad dengan menyampaikan
jadwal kegiatan pada esok hari.
Bersambung.............
Dari
Sahabatmu
Aryo Nugroho
W (Aryo Sang Penggoda)
0 komentar:
Posting Komentar