I. Pandangan, Metode dan Sikap Hidup Kader Rakyat
Kader Rakyat adalah orang-orang
yang bekerja di tengah massa rakyat untuk membangkitkan kesadaran, menggerakkan
dan mengorganisasikan massa. Tujuannya
tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menggerakan kekuatan massa
yang luar biasa dan tiada tara demi
membebaskan diri dari penindasan, penghisapan, kemiskinan dan penderitaan
menuju hari depan yang lebih cerah. Seorang Kader Rakyat berangkat dari sebuah
prinsip penting untuk melayani dan mengabdi kepada massa
dan tidak pernah membiarkan dirinya terpisah apalagi tercerabut dari massa, senantiasa mengedepankan dan mengutamakan
kepentingan massa
di bandingkan kepentingan diri sendiri. Untuk menjadi seorang Kader Rakyat ada
beberapa sikap hidup yang harus dimiliki, dipupuk dan dirawat serta menjadi
pedoman tindakan dalam seluruh kehidupannya.
1. Mengabdi kepada Rakyat
Seorang Kader Rakyat mengabdikan
seluruh kehidupannya, seluruh yang dikerjakan
untuk kepentingan massa.
Kewajiban kita adalah memnuhi tanggungjawab terhadap massa. Setiap kata-kata, setiap tindakan dan
setiap keputusan kita mesti ditujukan untuk kepentingan massa, dan jika kemudian terjadi kesalahan,
maka kita harus secara jujur mengakuinya dan terlebih lagi dengan berani dan
rendah hati memperbaikinya. Untuk memahami dengan sepenuhnya pengertian
mengabdi kepada rakyat, maka ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan :
1.1.
Menghancurkan kepentingan
pribadi dan mengutamakan kepentingan rakyat, mengabdi ke rakyat sepenuhnya
Kepentingan pribadi berarti selalu
memikirkan diri sendiri, hanya memperhatikan diri sendiri, lapar akan
kepopuleran, kekayaan, kekuasaan, posisi atau kedudukan. Dengan demikian
melupakan atau m engesampingkan massa
rakyat. Bekerja untuk rakyat artinya tidak mencari kepopuleran dan keuntungan,
tidak takut baik terhadap kerja keras, penderitaan maupun kematian, bekerja
sepenuh jiwa untuk pembebasan dan rakyat. Bekerja untuk kepentingan pribadi dan
bekerja untuk kepentingan rakyat adalah dua pandangan dunia yang berbeda,
satunya pandangan dunia borjuis dan satunya adalah pandangan dunia Kader Rakyat.
Kita harus memastikan bahwa kita memiliki pandangan dunia Kader Rakyat dan
mengalahkan pandangan dunia borjuis.
1.2.
Hidup dan mati untuk rakyat
“ Setiap orang akan mati, tetapi
kematian bisa berbeda-beda maknanya, bisa lebih berat dari gunung atau lebih
ringan dari bulu belibis. Mati untuk kepentingan rakyat nilainya lebih berat
daripada gunung, sementara bekerja untuk kepentingan penghisap dan penindas
rakyat nilainya lebih ringan dari bulu belibis “. Dimanapun dan kapanpun,
perjuangan menuntut pengorbanan, dan itu adalah hal yang biasa. Untuk mengusir
ketakutan, kita harus menghancurkan kepentingan pribadi dan hanya dengan
mengabdi kepada rakyat sepenuh hati, akan tumbuh keberanian yang luar biasa..
Tidak takut pengorbanan bukan berarti kita tidak menghargai hidup. Sebaliknya,
untuk dapat mengabdi kepada rakyat kita harus memperhatikan keselamatan dan
kesehatan serta menghindarkan diri dari pengorbanan yang tidak perlu.
1.3.
Dalam melayani rakyat, harus
selalu memajukan yang benar dan memperbaiki yang salah
Jika kita memiliki kelemahan, maka
kita tidak takut untuk dibuka dan dikritik, karena kita melayani rakyat. Kita
tidak akan menjadi egois dan tidak mau dikritik, demikian juga menjadi takut
dikritik karena takut mendapat malu. Kita justru harus membangun tradisi kritik
otokritik untuk dapat mengetahui segala kelemahan, keterbatasan dan kesalahan
sehingga dapat diperbaiki. Untuk mengobarkan pembebasan, pertama-tama kita
harus mepembebasanonerkan diri kita sendiri.
1.4.
Bersatu
dengan kawan dan bersatu dengan rakyat untuk mewujudkan tujuan pembebasan
Untuk dapat menjalankan tugas pembebasan,
maka kita harus mampu bersatu dengan kawan-kawan sebagai bentuk persatuan
internal, dan bersatu dengan rakyat sebagai bentuk persatuan sesungguhnya
karena persatuan adalah kekuatan.. persatuan kita adalah persatuan untuk tujuan
pembebasan yang sama, sebuah persatuan atas kehendak dan cita-cita.
2.
Solidaritas gerakan rakyat
Internasional
Pembebasan di sebuah negeri akan dapat berhasil
ketika mendapatkan dukungan dari negeri-negeri yang lain, ketika terbangun
solidaritas di antara gerakan rakyat dan rakyat tertindas lainnya di sebuah
negeri dengan gerakan rakyat dan rakyat tertindas lainnya di negeri yang lain,
sehingga membentuk solidaritas internasional untuk kemenangan pembebasan rakyat
tertindas di dunia. Pembebasan di sebuah negeri memang ditentukan oleh kekuatan
internal rakyat di negeri tersebut, tetapi bantuan dan dukungan dari kekuatan pembebasan
internasional juga merupakan kondisi yang menguntungkan. Dengan solidaritas dan
spirit internasional, maka kita menolak nasionalisme yang dangkal dan
patriotisme yang dangkal, di mana keduanya merupakan nasionalisme dan
patriotisme borjuis. Nasionalisme dan patriotisme borjuis merintangi massa rakyat di negeri kita untuk membangun solidaritas
dengan massa
rakyat tertindas di negeri lain di seluruh dunia, memberi perhatian hanya pada
perjuangan nasional dan mengabaikan perjuangan di negeri yang lain.
Nasionalisme dan patriotisme borjuis pada akhirnya hanya akan mengantar kita
pada sikap chauvinis yang sangat merugikan pembebasan nasional dan pembebasan
dunia.
3.
Berani Berjuang dan Berani Menang
Tetap teguh, jangan takut pengorbanan dan atasi setiap
kesulitan untuk meraih kemenangan. Itulah ungkapan yang paling kuat dan umum
dari spirit Kader Rakyatiat, semangat untuk berjuang dan semangat untuk menang.
Dalam perjuangan, kesulitan pasti tidak
terhindarkan. Kesulitan adalah kontradiksi yang belum dipecahkan, masalah yang
belum diselesaikan. Masalah dan kontradiksi ada di setiap tempat dan setiap
waktu, itu adalah hal yang universal. Bekerja adalah berjuang, dan kesulitan
ada di setiap tempat, kita pergi ke semua tempat untuk memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan tersebut. Untuk mengatasi kesulitan, maka kita harus
senantiasa mempercayai massa, bergantung pada massa dan menyatu dengan massa.
Karena hanya massa dan hanya massa lah yang merupakan kekuatan pencipta
sejarah.
4.
Lawan Liberalisme
Liberalisme berasal dari watak borjuasi kecil kita yang menempatkan
kepentingan pribadi terlebih dulu dan kepentingan perjuangan kemudian.
Liberalisme sangat merusak kolektif perjuangan. Liberalisme bersifat korosif,
mengabaikan persatuan, menyebabkan apisme dan perpecahan. Bentuk-bentuk
liberalisme secara politik dan organisasi yang sering kita jumpai adalah :
·
Karena
alasan untuk menjaga perkawanan tidak melakukan perdebatan yang prinsipiil,
tetapi membiarkan kesalahan itu tidak dikoreksi
·
Melakukan
kritik dibelakang secara tidak bertanggungjawab dan tidak mengajukan saran
kepada organisasi, menomor-satukan pendapat sendiri dan menuntut perlakuan
khusus dari organisasi, tetapi menolak disiplin organisasi
·
Tidak
berjuang dan berdebat untuk menentang pendapat yang salah dan memecah belah
persatuan, tetapi justru bertindak berdasarkan sentimen dengan menyerang
personal dan melampiaskan dendam
·
Membiarkan
perbuatan yang merugikan massa
dan tidak bekerja secara sungguh-sungguh, tidak terencana dan tanpa arah yang
jelas, tetapi bekerja asal-asalan dengan semboyan: “selama masih menjadi biksu,
selama itu memukul genta saja”
II. Tentang Cara Belajar Yang Maju
Seorang Kader Rakyat juga harus memiliki dan
mempraktekkan cara belajar yang maju sehingga dapat terus memajukan perjuangan
dengan mengenal keadaan lebih baik sehingga mampu merumuskan strategi yang
tepat, mampu menilai pencapaian, mengerti akan kelemahan dan kesalahan yang
terjadi serta sanggup melakukan perbaikan-perbaikan.
1.
Penyelidikan sosial
Setiap orang yang terlibat dalam
praktek perjuangan harus melakukan penyelidikan sosial sampai ke tingkat yang
paling bawah, terutama bagi mereka yang hanya mengenal teori dan belum
mengetahui kondidi konkret. Karena kalau tidak demikian, ia akan
gagal untuk menghubungkan teori dengan praktek. Prinsip yang penting untuk
diperhatikan : “Tidak ada hak bicara tanpa melakukan penyelidikan sosial”. Kita
harus mendasarkan setiap kebijakan dan strategi perjuangan pada kondisi konkret
yang ada, karena kalau tidak demikian, kita akan menemui kegagalan. Satu-satunya cara untuk mengetahui keadaan
atau situasi yang konkret adalah dengan melakukan penyelidikan sosial. Tanpa
melakukan penyelidikan sosial, maka kita akan menjadi bersikap subyektif.
Penyelidikan sosial memiliki
salinghubungan yang erat dengan pemecahan masalah, karena pada dasarnya kita
melakukan penyelidikan untuk memecahkan masalah. Penyelidikan sosial dapat kita
andaikan seperti 9 bulan masa kehamilan, dan hari kelahiran adalah pemecahan
masalah. Tanpa melalui penyelidikan sosial, kita tidak akan dapat memcahkan
masalah. Penyelidikan sosial juga merupakan cara kita untuk mempererat hubungan
dan pertalian kita dengan massa. Karena dalam melakukan penyelidikan sosial
mengharuskan kita untuk bertemu dan berada di tengah-tengah masa sehingga dapat
mengetahui kondisi yang sebenar-benarnya. Tanpa berhubungan langsung dengan
masssa, maka kita tidak akan dapat melakukan penyelidikan sosial. Tidak benar
adanya pendapat orang yang mengklaim bahwa hanya dengan duduk di belakang meja
dan membaca buku, tanpa kemudian melangkahkan kaki keluar pintu dan pergi ke
tengah massa, maka kita dapat mengerti keadaan di tengah massa.
2.
Merangkum pengalaman praktek
Kita juga harus sanggup untuk
merangkum seluruh pengalaman praktek perjuangan, agar kemudian dapat melakukan
penilaian terhadap kemajuan dan kelemahan-kelemahan. Praktek menduduki posisi
yang paling penting, tetapi bukan bererti bahwa kita bekerja tanpa teori, tanpa
perencanaan dan tanpa usaha untuk selalu menarik pelajaran-pelajaran penting. Kalau
demikian halnya, maka kemudian praktek kita menjadi seperti praktek yang tidak
bertujuan, seperti panah tanpa sasaran. Oleh karenanya, sebelum kita melakukan
penilaian, kita perlu untuk merangkum terlebih dulu seluruh pengalaman praktek
sehingga tersedia data yang memadai. Untuk merangkum pengalaman praktek maka
dapat didasarkan pada beberapa hal di bawah ini :
2.1.Tujuan awal
Pertama-tama kita harus mengingat
kembali tujuan awal yang telah kita tetapkan. Karena ketika kita akan memulai
sesuatu, kita pasti membuat perencanaan dan dalam perencanaan tersebut kita
pasti menetapkan tujuan-tujuan dari sebuah program atau tindakan. Mengetahui
tujuan awal menjadi penting sebagai dasar untuk melihat sejauh mana praktek
yang dilakukan. Demikian juga dapat menjadi kerangka yang memfokuskan penyimpula kita
nantinya.
2.2.Praktek yang dilakukan
Kemudian kita harus mencatat
setiap pengalaman praktek kita dengan selengkap-lengkapnya, sebenar-benarnya
dan sejujur-jujurnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyimpulan dan penilaian
pengalaman praktek. Untuk memudahkan, kita dapat merangkum
praktek yang dilakukan berdasarkan kategori kerja politik dan kerja organisasi.
Lebih baik lagi kalu kemudian kita juga mampu untuk menyodorkan data-data yang
bersifat kuantitatif maupun kulitatif dari keseluruhan praktek kita.
2.3.Faktor yang
mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi maksudnya
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktek yang dilakukan, dapat berupa
faktor subyektif maupun faktor obyektif. Faktor subyektif berkaitan dengan keadaan
internal dari kita sebagai pelaksana program menyangkut soal kapasitas, kemampuan,
keadaan dan kesanggupan. Misalnya kontradiksi personal atau kontradiksi
internal organisasi yang akan mempengaruhi pelaksanaan program. Sedangkan faktor
obyektif berkaitan dengan keadaan sosial yang ada di tengah massa. Misalnya situasi pemilihan umum akan
mempengaruhi sensitivitas politik massa terutama
yang memiliki kesadaran terbelakang, dan pada gilirannya akan mempengaruhi
kerja-kerja politik kita di tengah massa.
3.
Menilai pengalaman praktek
Menilai pengalaman praktek
dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kemajuan yang telah dibuat dan juga
mencatat kelemahan-kelemahan dan keterbatasan dalam praktek perjuangan.
Sehingga dengan demikian kita dapat berpikir tidak satu sisiisme saja dengan hanya
melihat kemajuan sehingga bersikap arogan atau sebaliknya hanya melihat
kelemahan dan keterbatasan sehingga menjadi pesimis. Kedua-duanya adalah bentuk
pandangan yang tidak obyektif dan cenderung subyektif. Penilaian
atas praktek dapat dijalankan dengan melakukan dua hal yaitu :
3.1.Melakukan observasi
atau pengamatan
Observasi yang dilakukan dapat
dilakukan baik pada lapangan politik dan organisasi. Misalnya di lapangan
politik bagaimana tingkat perkembangan dari pekerjaan propaganda dan perjuangan
massa, pendidikan politik, investigasi soial dan juga penggalangan front. Di
lapangan organisasi, kita dapat mengamati apakah kemudian praktek dari prinsip
organisasi yang benar telah berjalan seperti kepemimpinan kolektif, sistem
komite atu juga sejauh mana pengembangan organisasi sehingga jumlah anggota
ormas semakin besar.
3.2.Menyimpulkan inti sari
Dari observasi yang dilakukan,
maka kita dapat menyimpulkan inti sari secara politik dan organisasi yang dapat
secara ringkas dan jelas menunjukkan tingkat kemajuan dan juga kelemahan serta
persoalan-persoalan yang muncuk dalam praktek. Kesimpulan intisari inilah yang
akan menjadi dasar bagi kita untuk melakukan perencanaan program selanjutnya.
4.
Kritik Otokritik
Kritik otokritik adalah senjata ampuh untuk memecahkan segala
kesulitan, memperbaiki kesalahan dan memajukan praktek. Oleh karenanya, kita
tidak takut akan kritik. Justru dengan kritik otokritik kita dapat
membersihakan kebiasaan jelek dan merawat serta memelihara yang baik. Seperti
yang sering kita katakan bahwa sebuah ruangan akan bertumpuk dengan debu jika
tidak pernah dibersihkan dan juga muka kita akan kelihatan kotor jika idak
pernah dicuci. Demikian juga pikiran dan pekerjaan kita juga perlu
untuk dibersihkan dan dicuci dengan teratur. Prinsip yang penting dalam kritik
otokritik adalah pertama ‘belajar dari kesalahan masa lalu untuk lebih hati-hati di
masa depan’ dan ‘mengobati penyakit dan menyembuhkan pasien’.
Kesalahan-kesalahan di masa lampau perlu dibongkar dengan tidak segan-segan,
keburukan masa lampau harus dianalisa dan dikritik secara ilmiah, agar supaya
pekerjaan di kemudian hari dapat dilakukan dengan lebih ahti-hati dan lebih
baik. Itulah artinya belajar dari kesalahan masa lalu untuk lebih hati-hati di
masa depan. Tetapi maksud kita membongkar kesalahan dan mengkritik kekurangan
itu adalah seperti seorang dokter mengobati orang sakit, yaitu semata-mata
untuk menyelamatkan si sakit itu dan bukan untuk membuat orang mati. KOK tidak
dimaksudkan untuk membuat perpecahan tetapi justru untuk memperkuat persatuan
dan memajukan perjuangan. Oleh karenanya, KOK tidak boleh dilakukan secara
serampangan dengan maksud untuk mencari-cari kesalahan orang lain atau untuk
melampiaskan dendam. Karena jika hal tersebut dilakukan maka hanya akan merusak
persatuan dan memundurkan perjuangan.
Kritik Otokritik dapat dilakukan baik di lapangan
politik maupun organisasi berdasarkan pada kesimpulan intisari yang telah dapat
kita rumuskan pada saat melakukan penilaian atas pengalaman praktek. Dengan kritik
otokritik maka kita akan dapat lebih lanjut mencari akar penyebab dari
kelemahan dan kegagalan secara politik dan organisasi pada internal kita
sendiri. Namun demikian kritik otokritik juga harus sampai pada menemukan jalan
keluar untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan tidak berhenti hanya pada
menemukan kesalahan-kesalahan. Karena hal yang juga penting untuk menunjukkan
keseriusan kerja kita adalah bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Misalnya
dari penilaian pengalaman praktek kita dapat mengerti bahwa kerja propaganda
dan perjuangan massa kita sangat lemah. Setelah dilakukan kritik otokritik,
maka kita dapat menemukan dua hal penyebab utama secara internal dalam diri
kita yaitu masih lemahnya kerja penyelidikan sosial kita karena subjektivisme
kita masih kuat sehingga kita tidak cukup mengerti tentang persoalan massa, dan
kedua masih belum eratnya hubungan atau pertalian kita dengan massa karena
kesadaran pembebasanoner kita masih lemah. Yang harus kemudian kita lakukan
adalah melakukan penyelidikan sosial untuk lebih mengerti tentang persoalan
massa dan dapat lebih erat berhubungan dengan massa.
0 komentar:
Posting Komentar